Di usia senjanya, Kakek Saridin dan Nenek Sarinah rela hidup prihatin. Menyambung hidup dengan menganyam tikar seharga Rp 12.000 demi bisa makan..
Kakek Saridin dan Nenek Sarinah hanya hidup berdua. Tak seperti lansia lainnya, keduanya masih harus berjuang mencari nafkah di sisa usia mereka untuk sekedar bisa makan pada hari itu.
Karena tubuh keduanya sudah renta, satu-satunya pekerjaan yang dapat mereka lakukan adalah menganyam tikar. Satu tikar dihargai Rp12.000. Sungguh tak sebanding dengan proses pengerjaannya yang bisa memakan waktu seharian atau bahkan dua hari.
Tidak setiap hari kakek mendapatkan penghasilan. Beliau sangat bersyukur bila ada yang membeli tikar buatannya. Namun tak jarang pula tikar buatan kakek tak laku terjual atau kakek tak mampu menyelesaikan anyaman pada hari yang sama. Kalau begini, kakek dan nenek terpaksa berpuasa atau makan nasi dengan garam.
Jika beras di rumah habis, nenek bahkan tak segan untuk menukar tikar buatannya ke warung dengan beras demi bisa makan untuk hari-hari selanjutnya.
Kakek dan nenek selama puluhan tahun tinggal di rumah beratapkan anyaman bambu. Di rumah sederhana ini hanya terdapat kamar tidur berukuran 1,5 x 4 meter serta teras yang digunakan untuk menganyam tikar.
Tak ada perabotan modern. Kakek dan nenek bahkan tidur hanya dengan alas tikar. Untuk memasak, nenek menggunakan tungku dan kayu bakar.
Sobat, begitu berat perjuangan Kakek Saridin dan Nenek Sarinah. Mari haddirkan mereka hidup yang layak daan nyaman dihari tuanya.
dengan cara
Klik tombol "DONASI SEKARANG"
Masukkan nominal donasi
Transfer ke no. rekening yang tertera
Konfirmasi ke WA Center 0812-3767-1818 setelah melakukan donasi
Sobat, juga bisa ikut membagikan campaign ini ke teman atau saudara-saudara. Agar semakin banyak yang peduli dan berbagi. Insya Allah kebaikan Anda, menjadi ladang pahala dan keberkahan.