“Kadang ada yang tanya, apa nggak malu pulang sekolah cari janur kesana kesini. Tapi kenapa harus malu, yang penting Desy nggak minta-minta dan nenek di rumah bisa makan” curhat Desy.
Sejak usia 13 hari, Desy sudah ditinggal orang tuanya di rumah neneknya. Sejak saat itulah ia diasuh oleh neneknya hingga sekarang usianya 12 tahun. Hingga kini mereka hanya tinggal berdua saja di wilayah Jembrana, Bali.
Hari-hari mereka tak mudah, apalagi kini Desy juga harus bekerja untuk menghidupi sang nenek yang sudah renta dan tak mampu lagi bekerja seperti dulu. Sang nenek kini juga disibukkan dengan membuat tamas bersama dengan Desy.
Mereka setiap hari membuat kerajinan tamas untuk dijual. Hasilnya tak banyak, sekitar Rp.10.000 saja yang seluruhnya ia serahkan ke neneknya. Untuk bisa membuat tamas, sepulang sekolah ia harus berkeliling mencari janur.
Ia menggunakan sepeda butut yang sudah rusak, dan tak bisa dinaiki lagi. Ia menggunakannya untuk membawa tumpukan janur di boncengan belakang dan menuntunnya hingga kembali ke rumah.
Setelah seharian mencari janur dan membuat tamas, ia masih harus membantu neneknya mengerjakan pekerjaan domestik rumah tangga dan masih harus belajar. Apakah Desy lelah? Sudah tentu.
Namun bagi Desy, ia tak bisa merasa lelah bila masih ingin menyambung hidup esok hari. Baginya, membuat tamas bukanlah sekedar keseharian saja, namun perjuangan untuk bertahan hidup.
Bila tak mendapatkan janur, ia dan neneknya terpaksa harus makan makanan sisa yang hanya ada sedikit. Tak jarang mereka juga harus siap bila tak ada makanan di meja makan.
Sobat, mari dukung dan semangati Desy. Agar ia tak merasa sendiri dengan cara
Klik tombol "DONASI SEKARANG"
Masukkan nominal donasi
Transfer ke no. rekening yang tertera
Konfirmasi ke WA Center 081237671818 setelah melakukan donasi
Sobat, juga bisa ikut membagikan campaign ini ke teman atau saudara-saudara. Agar semakin banyak yang peduli dan berbagi. Insya Allah kebaikan Anda, menjadi ladang pahala dan keberkahan.