Namanya Fadholi. Mimpi besarnya yang ingin sekolah harus pupus. Bahkan, untuk berkaca saja. Fadholi tak berani.Sebab benjolan di kepalanya semakin membesar. Bahkan kini seukuran bola. Fadholi menahan sakit tak terkira. Akibat benjolan tersebut tidak segera diobati

Awalnya sejak SD, Fadholi sering mengeluh sakit telinga. Orang tuanya yang tidak punya uang. Hanya mampu membawanya ke pengobatan tradisional. Semakin lama, benjolan tersebut tumbuh besar. Puncaknya saat SMP kelas 3. Fadholi terpaksa tak bisa bersekolah.

Semakin lama, kepala Fadholi rasanya mau pecah. Ia tak kuat lagi menahan sakitnya. Dengan terpaksa, orang tua Fadholi melarikannya ke rumah sakit. Di sana, ia langsung divonis tumor oleh dokter.
 

Orang tua Fadholi lemas. Tumor adalah penyakit mahal. Sedangkan mereka, hanyalah petani pelosok desa. Untuk makan sehari-hari saja, susah.

Dengan segala upaya, orang tua Fadholi mencari uang. Akhirnya, tumor tersebut berhasil dioperasi. Akan tetapi, kesenangan itu hanya sesaat. Tumor yang ada di kepalanya. Malah semakin membesar.
 

Fadholi kesakitan kembali. Bahkan kini pandangannya mulai kabur. Ia harus dituntun untuk sekedar ke kamar mandi. Jangankan beraktivitas. Mengaca saja, ia tak berani.

Fadholi sebenarnya punya kesempatan sembuh. Tapi ia tak punya biaya sama sekali. Pengobatan dan terapi hanya bisa dilakukan di Denpasar. Jarak yang sangat jauh, dari rumahnya di pelosok Bali.
 

Melihat keinginan besar Fadholi untuk tetap sekolah. Kali ini kebaikan dari sobat, kami berikan kepada Fadholi. Kebaikan darimu, fasilitasi akses kesehatan pengobatan dan terapi untuknya. Tidak hanya itu, kami juga mensupport biaya hidup selama Fadholi menjalani terapi di RS Denpasar.
 

Terima kasih ya sobat. Semoga Allah memberikan pahala yang berkali-lipat untuk Anda semua. Tetaplah terus menebar kebaikan. Insya Allah hadikan banyak senyuman.

Jangan lupa bagikan artikel ini ya sobat, agar semakin banyak yang menebar kebaikan ❤️.